Jakarta, Sehatcantik.id – Kabar duka yang mengejutkan dalam beberapa pekan terakhir, terkait kematian seorang Asisten Manajer Bank Indonesia yang diduga meninggal dunia karena melompat dari helipad Gedung BI, membuat banyak orang terperanjat.
Kejadian ini mengguncang banyak pihak dan memunculkan kembali satu isu penting yang selama ini kerap menjadi api dalam sekam, yakni, kesehatan mental di tempat kerja.
Sudah menjadi rahasia umum, kehidupan masyarakat modern, terutama di kota besar, kesuksesan kerap diukur dari titel akademik, jabatan pekerjaan, atau penghasilan bulanan. Namun, di balik semua itu, sering kali tersimpan beban psikologis yang berat berupa tekanan kerja, tuntutan produktivitas tinggi, yang berujung pada kesepian emosional.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kasus karyawan BI adalah contoh bahwa asumsi bekerja di tempat bergengsi dengan jabatan mumpuni, tak menjamin mental menjadi lebih baik.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 2022, sebanyak 15% orang dewasa usia kerja mengalami gangguan mental seperti depresi atau kecemasan, dan banyak dari mereka tidak mendapatkan pertolongan yang layak.
Bahkan WHO menekankan bahwa lingkungan kerja berisiko tinggi yang penuh tekanan, minim dukungan sosial, dan tidak fleksibel menjadi pemicu gangguan mental yang serius.
Laporan Organisasi Buruh Internasional (ILO), menyoroti bahwa beban kerja berlebih, target tak realistis, serta jam kerja yang panjang dapat memicu burnout, yaitu kondisi kelelahan mental dan emosional yang ekstrem. Burnout bukan hanya mengganggu produktivitas, tetapi juga berisiko pada tindakan ekstrem seperti keinginan untuk menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri.
Sayangnya, di banyak tempat kerja di Indonesia, stigma terhadap kesehatan mental masih kuat. Karyawan seringkali enggan mengungkapkan perasaan tertekan atau cemas karena khawatir dianggap lemah atau tidak profesional.
Apa Itu Kesehatan Mental?
Kesehatan mental adalah kondisi di mana seseorang mampu menghadapi tekanan hidup sehari-hari, bekerja secara produktif, dan berkontribusi di komunitasnya. Kesehatan mental mencakup aspek emosional, psikologis, dan sosial. Saat seseorang mengalami gangguan pada keseimbangan ini, muncullah masalah seperti:
• Stres berat
• Kecemasan berlebihan
• Depresi
• Gangguan tidur
• Perasaan tidak berharga
• Keinginan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri
Perlu dipahami: gangguan mental tidak selalu terlihat dari luar. Seseorang bisa tetap bekerja, bersosialisasi, bahkan tertawa namun menyimpan luka dan tekanan hebat di dalam dirinya.
Mengatasi Stres di Tempat Kerja
Di mana pun, lingkungan kerja sering kali menjadi pemicu stres yang signifikan. Tekanan target, konflik dengan rekan kerja, dan dinamika organisasi yang menuntut bisa berdampak pada kesehatan mental. Salah satu pemicu utama adalah kehadiran individu yang bersikap toksik—rekan kerja atau atasan yang menciptakan suasana negatif, manipulatif, dan melelahkan secara emosional.

Adapun ciri-ciri lingkungan kerja yang tak sehat atau toksik adalah sebagai berikut:
– Komunikasi pasif-agresif atau tidak jujur
– Rekan kerja yang gemar menyalahkan tanpa solusi
– Budaya kerja yang tidak menghargai keseimbangan hidup
– Kurangnya apresiasi dan feedback yang membangun.
Namun, bukan tak ada solusi untuk mengatasi problem kesehatan mental di tempat kerja, tanpa perlu terus menerus mengalami stres, yaitu;
1. Kenali Sumber Stres:
Evaluasi penyebab utama stres—apakah karena beban kerja, komunikasi, atau konflik personal.
2. Tetapkan Batas Sehat (Boundaries):
Belajar berkata tidak, dan atur batas waktu kerja. Jangan bawa urusan kantor ke rumah.
3. Manajemen Emosi dan Mindfulness:
Latihan pernapasan, meditasi, atau journaling bisa membantu menjaga kejernihan pikiran.
4. Bangun Dukungan Sosial:
Carilah rekan kerja yang suportif atau berbicara dengan profesional seperti psikolog industri.
5. Laporkan Perilaku Toksik:
Jika memungkinkan, sampaikan ke HRD atau manajemen untuk penanganan formal.
6. Perhatikan Kesehatan Fisik:
Pola makan sehat, tidur cukup, dan olahraga dapat membantu menjaga daya tahan mental.
Lingkungan kerja yang sehat mampu mendorong kreativitas, produktivitas, dan loyalitas. Karyawan yang merasa dihargai dan aman secara emosional cenderung bekerja lebih optimal.
Menjaga kesehatan mental di tempat kerja adalah investasi jangka panjang, baik untuk individu maupun perusahaan. Dengan kesadaran dan strategi yang tepat, stres kerja bisa dikelola dan bahkan menjadi motivasi untuk tumbuh. (sbw)