Jakarta, Sehatcantik.id – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan, meski terjadi peningkatan kasus Covid-19, masyarakat diimbau untuk tidak panik. Hal itu diungkapkan Budi usai memberikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto, yang memanggilnya ke Istana Negara, Jakarta. pada Selasa, (3/6).
Dalam pertemuan tersebut, Menkes melaporkan perkembangan dari sejumlah isu kesehatan nasional, mulai dari situasi Covid-19 hingga program cek kesehatan gratis.
“Tapi ini (Covid-19) adalah varian-varian yang relatif tidak mematikan. Jadi enggak usah terlalu dikhawatirkan supaya masyarakat enggak panik,” ucap Menkes.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari hasil pantauan Kemenkes, tujuh pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 pada pekan lalu telah sembuh.
“Itu (tujuh pasien positif Covid-19) data minggu lalu. Semuanya sudah sembuh. Varian ini tidak menimbulkan keparahan dan kematian,” kata Juru Bicara Kemenkes Widyawati di Jakarta, dikutip dari Antara.
Sampai Selasa petang, menurut Widyawati, Kemenkes belum memperoleh data aktual fluktuasi kasus yang mungkin terjadi di sejumlah daerah. Kendati demikian, masyarakat tetap perlu menerapkan disiplin protokol kesehatan seperti yang telah dijalani selama pandemi Covid-19, terutama mencuci tangan, menjaga kebersihan, dan menggunakan masker di tempat umum yang padat.
“Kami memahami kekhawatiran masyarakat karena mengingatkan pada situasi 2020-2023,” kata Widyawati.
Itulah sebabnya, Kemenkes mengimbau agar kelompok lanjut usia dan penderita komorbid tetap menjadi perhatian utama.
“Waspada tetap perlu, khususnya bagi mereka yang memiliki risiko tinggi. Mari jaga bersama dengan langkah-langkah pencegahan sederhana namun efektif,” ujarnya.
Laporan Menkes ke Preaiden
Menkes juga menyampaikan perkembangan program prioritas pembangunan 66 rumah sakit baru. Budi menjelaskan bahwa target lima tahun kini dipercepat menjadi dua tahun dengan 32 rumah sakit dibangun pada 2025.
“Tahun ini rencananya 32, tahun depan 34. Dari 32 ini, 16 sudah groundbreaking. Jadi diharapkan bisa selesai tahun ini. Nah, sisanya akan di-groundbreaking segera. Cuma ada sedikit realokasi anggaran yang butuh persetujuan dari beliau. Tadi beliau juga sudah menyetujui. Nggak nambah anggaran, tapi perpindahan post-anggaran untuk quick win yang pertama itu,” jelas Menkes.
Di sisi lain, program cek kesehatan gratis yang menjadi bagian dari program Presiden pada bidang kesehatan juga menunjukkan kemajuan signifikan. Hingga awal Juni 2025, Menkes mengatakan bahwa sebanyak 7,8 juta warga Indonesia telah menerima layanan pemeriksaan kesehatan gratis.
“Dan seharinya itu 200 ribu. Jadi per bulan itu antara lima jutaanlah orang yang cek kesehatan gratis,” terang Menkes.
Program ini, menurutnya, akan diperluas ke lingkungan sekolah mulai bulan ini dan bulan depan, dengan target jangkauan hingga 50 juta warga Indonesia. Kepada Presiden, Menkes juga menyampaikan sejumlah permasalahan yang dapat teridentifikasi selama proses cek kesehatan gratis.
“Saya bilang kalau di bayi itu ada masalah jantung kongenital. Jadi cacat jantung bawaan itu tinggi. Kalau balita itu masalah gigi ternyata yang tinggi. Kalau dewasa itu masalahnya darah tinggi dan diabetes. Lansia juga,” katanya.
Menkes juga melaporkan perkembangan positif dalam skrining penyakit menular tuberkolosis (TBC). Dengan tersedianya alat deteksi yang lebih murah dan banyak, Menkes menyampaikan bahwa proses identifikasi dini dapat dilakukan lebih luas.
“Dari 1 juta diharapkan bisa kena semua, bisa teridentifikasi supaya bisa dimulai pengobatan. Kita juga cerita rezim pengobatan yang baru kan sekarang sudah jauh lebih murah. Kita juga sudah terapkan yang baru,” katanya. (sbw/Setpres)