Akan Dipanggil BPOM, Begini Jawaban Dokter Detektif

- Jurnalis

Rabu, 1 Januari 2025 - 20:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dokter Detektif mengaku senang dipanggil BPOM untuk klarifikasi. (Foto: TikTok @/dokterdetektif)

Dokter Detektif mengaku senang dipanggil BPOM untuk klarifikasi. (Foto: TikTok @/dokterdetektif)

Jakarta, Sehatcantik.id – Nama Dokter Detektif alias Doktif sudah tak asing lagi di dunia kecantikan, khususnya tentang produk perawatan kulit atau wajah.

Di media sosial, lewat akun TikTok @/dokterdetektif berpengikut 2,3 juta dan akun Instagram @/dokterdetektifreal dengan 143 ribu pengikut, Doktif kerap muncul membedah produk-produk skincare.

Tanpa menyebut merek, dengan mengenakan topeng, Doktif membongkar bahan baku produk yang dianggap berlebihan dalam menyebutkan khasiat dan kegunaan. Satu per satu, material produk tersebut diurai dan dibacakan. Tak asal bicara, Doktif melengkapi paparannya dengan hasil uji laboratorium.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Atas konten-konten yang dibuat Doktif itu, dalam konferensi pers yang digelar di kantor BPOM, di Jakarta, Senin (30/12), Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar berencana memanggil Doktif.

“Saya belum mengerti betul motif Dokter Detektif ini. Tapi kelihatannya ada aspek bukan sekadar motif ingin me-review, tapi kemungkinan ada motif di luar itu. Apakah motif pamoritas? Apakah motif ekonomi? Kami sedang dalami,” kata Taruna.

Lebih jauh, menurut Taruna, lembaga yang diberi wewenang berdasarkan perintah Undang-undang untuk melakukan pengawasan kosmetik adalah BPOM.

“Tidak pernah ditugaskan yang namanya Dokter Detektif ini. Nah, timbul pertanyaan, apa langkahnya Badan POM? Kita ingin panggil Dokter Detektif ke Badan POM untuk menanyakan motifnya, karena kita tidak tahu apa motifnya. Apakah karena persaingan bisnis atau motif lain? Kita nggak tahu. Makanya kita panggil beliau,” kata Taruna.

Rencananya, BPOM tak cuma memanggil Dokter Detektif, tapi juga figur yang memiliki jenis konten serupa dengan Doktif, yang disebut BPOM sebagai influencer-influencer alias pemengaruh lain.

“Bukan hanya satu, tapi semua influencer-influencer. Awal tahun depan, yaitu bulan Januari kita akan panggil mereka, termasuk menanyakan motifnya. Saya mengerti, ada keresahan di masyarakat tentang ini. Makanya kami sebagai lembaga negara akan memanggil mereka untuk mengklarifikasi. Apa, sih, maksud tujuan dan sebagainya?” kata Taruna.

Taruna menambahkan, pemanggilan para konten kreator ini sebagai perwujudan dari program yang dimiliki oleh BPOM.

Baca Juga :  Pentingnya Eksfoliasi Wajah, Kamu Perlu Tahu
Kepala BPOM Taruna Ikrar mengungkap akan memanggil Dokter Detektif dan influencer lain. (Foto: BPOM)

“Dari hasil klarifikasi itu kita bisa manifestasi dari program kami yaitu komunikasi, informasi, dan edukasi. Kita punya program itu,” kata Taruna.

Jawaban Dokter Detektif

Mengetahui dirinya diminta datang ke BPOM untuk memberikan klarifikasi, Dokter Detektif menyatakan tidak ada masalah.

Kepada Sehatcantik.id. Doktif menyebut pemanggilan BPOM ini tidaklah seperti seseorang terduga pelaku kejahatan yang dipanggil aparat penegak hukum, melainkan undangan untuk berdiskusi membahas dinamika dunia kecantikan, khususnya yang terkait pasa perawatan wajah. Bahkan, menurut Doktif, jadwal pertemuan itu sedianya dilakukan pada 27 Desember 2024, tapi ditunda.

“Kita diskusi saja, banyak influencer yang dipanggil. Jadi mungkin ditanyain apa, sih, motifnya? Sekarang saya kembalikan lagi, kok, kenapa selama ini produk-produk yang over claim nggak ada tindak lanjutnya?” kata Doktif.

Bagi Doktif, video-video review produk yang dia buat tidak lebih dari sekadar menyuguhkan informasi yang jujur, agar konsumen tidak terjebak ke dalam pusaran produk kecantikan berbahaya.

“Jadi saya itu bergerak sepengetahuan pabrik-pabrik. Motifnya agar pabrik berbenah, agar lebih concern sama product skincarenya yang mau dijual,” kata Doktif.

Doktif meminta sebagai influencer tidak dibenturkan dengan tugas dan fungsi BPOM sebagai lembaga negara yang berada di bawah presiden langsung, sebab yang dilakukan dirinya tidak berseberangan, tapi justru berada dalam satu barisan dengan BPOM, karena tujuannya semata-mata agar masyarakat tidak dirugikan.

“Jangan sampai juga menyerang Badan POM, karena selama ini Badan POM itu bersih, mereka ini tegak lurus. Dokter Taruna tuh baik banget, bener, baik banget. Jangan menyudutkan Badan POM. Mungkin cara penyampaiannya saja, karena bicara motif. Sebenarnya maksudnya bukan seperti itu,” kata Doktif.

Doktif berharap, BPOM bisa lebih cepat merespon bila mengetahui atau menerima laporan influencer, sehingga tidak perlu sampai viral membesar.

“Seharusnya gerakan Badan POM lebih sigap dibanding influencer-influencer ini, karena influencer nggak punya kekuatan apa-apa. Nggak punya kekuatan hukum apa pun, sementara produk over claim yang beredar di masyarakat cepat sekali perputaran uangnya. Kerugian masyarakat besar, tapi gerakan Badan POM nggak bisa cepat. Jadi akhirnya harus viral, setelah viral ada sanksi sosial,” kata Doktif.

Baca Juga :  Penyebab Kematian Terbanyak Bukan Hewan Buas, tapi Nyamuk

Kendati demikian, Doktif memahami sulitnya BPOM sebagai lembaga birokrat untuk mengawasi satu per satu produk berbahaya yang beredar di pasaran.

“Tapi memang, Badan POM itu nggak mungkin ngecek satu per satu. Ada jutaan produk skincare di masyarakat yang beredar. Gimana mau ngecek satu per satu?” kata Doktif.

Risiko Kematian Bedah Produk

Menurut Doktif, penting untuk mengetahui bahan baku sebuah produk kecantikan, sebagai bentuk kewaspadaan. Tapi, Doktif menyadari, tidak setiap orang memiliki kesempatan untuk melalukan pengecekan secara mendalam lewat uji laboratorium.

“Hak masing-masing individu untuk melakukan pengujian lab, nggak ada larangan untuk itu. Jadi, termasuk misalnya Doktif, mau nguji brand tertentu, itu haknya doktif, yang disampaikan ke publik adalah hasil dari lab, bukan untuk menjatuhkan. Kalau memang bagus, masa merasa dijatuhkan, sih?” tanya Doktif, menampik ada motif persaingan bisnis di balik kiprahnya.

Membedah sebuah produk, lalu menjadi viral dan bisa saja membuat produk itu tak laku di pasaran, menurut Doktif, bukanlah tanpa risiko. Terlebih, perputaran uang di industri kecantikan ini sangat besar.

“Terornya paling lewat WhatsApp atau Direct Message. Tidak takut, itu bukan mentalnya Doktif. Doktif itu kan aktivis, aktivis berani mati gitu, lho. Doktif tuh berani mati,” kata Doktif, seraya menambahkan dirinya kerap berada di garda terdepan dalam situasi bencana nasional berisiko tinggi, termasuk saat pandemi Covid.

“Waktu Doktif mau ke Gaza sama Opick yang bawa lagu Tombo Ati, kenapa tidak ditanya motifnya apa? Atau cuma cari duit? Risikonya gila ini dan maut. Nanti kapan saja gue bisa ditembak, karena sekali viral ini uangnya triliunan yang hilang,” kata Doktif, serius. (sbw)

Berita Terkait

BPJS Tak Tanggung Biaya 21 Jenis Penyakit dan 5 Macam Operasi Ini
Kemenkes Konfirmasi Tujuh Pasien Covid-19 di Indonesia Telah Pulih
Ini Dia Cara Cegah Heat Stroke saat Puncak Haji
Tersebar di 22 Negara, WHO Pantau Varian Baru Covid-19
Penyebab Kematian Terbanyak Bukan Hewan Buas, tapi Nyamuk
Terinfeksi Judol, Komdigi Blokir Situs Peduli Lindungi
BPOM Dukung Pendirian Pabrik Farmasi Kemenhan
Taruna Ikrar Sesalkan BPOM Tak Dilibatkan Progam MBG

Berita Terkait

Kamis, 5 Juni 2025 - 13:28 WIB

BPJS Tak Tanggung Biaya 21 Jenis Penyakit dan 5 Macam Operasi Ini

Rabu, 4 Juni 2025 - 23:06 WIB

Kemenkes Konfirmasi Tujuh Pasien Covid-19 di Indonesia Telah Pulih

Senin, 2 Juni 2025 - 16:34 WIB

Ini Dia Cara Cegah Heat Stroke saat Puncak Haji

Minggu, 1 Juni 2025 - 10:59 WIB

Tersebar di 22 Negara, WHO Pantau Varian Baru Covid-19

Jumat, 23 Mei 2025 - 16:40 WIB

Terinfeksi Judol, Komdigi Blokir Situs Peduli Lindungi

Berita Terbaru

Haji

Ini Dia Cara Cegah Heat Stroke saat Puncak Haji

Senin, 2 Jun 2025 - 16:34 WIB

Berita

Tersebar di 22 Negara, WHO Pantau Varian Baru Covid-19

Minggu, 1 Jun 2025 - 10:59 WIB