Jakarta, Sehatcantik.id – Naluri aktivis Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar, terusik kala melihat perkembangan situasi akhir-akhir ini, baik di Jakarta maupun di sejumlah daerah, yang diwarnai gelombang aksi massa anarkistis.
Sebagai aktivis senior Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Universitas Hasanuddin–Taruna seangkatan dengan aktivis HMI Anas Urbaningrum–yang pernah merasakan denyut perjuangan mahasiswa di era reformasi 1998, Taruna Ikrar turut memahami perasaan dan kegelisahan mahasiswa yang disebutnya sebagai adik-adik, termasuk keresahan yang terjadi di tengah masyarakat.
Menurut Taruna Ikrar, ketika melihat perilaku sebagian elite politik yang jauh dari nurani rakyat, wajar bila muncul ekspresi kekecewaan yang kuat. Hal itu, di mata Taruna Ikrar, adalah jeritan kritik agar setiap orang sadar diri, membuka hati, dan lebih berempati terhadap penderitaan rakyat yang menurutnya tengah banyak menghadapi kesulitan hidup.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Seharusnya para politisi dan wakil rakyat tampil cerdas, arif, dan bijak. Mereka tidak semestinya melontarkan ucapan atau sikap yang justru memicu kemarahan publik. Karena pada hakikatnya, DPR adalah rumah rakyat, tempat harapan itu seharusnya tumbuh, bukan membuat luka baru,” kata Taruna Ikrar dalam tulisan yang diunggah di akun resmi Instagramnya @taruna_ikrar dan dikutip Sehatcantik.id, Minggu (31/8/2025).
Kepala BPOM berharap kepada mahasiswa yang disebutnya sebagai adik-adik, sahabat-sahabat para driver online, dan semua elemen bangsa yang turun ke jalan, jangan sampai melihat polisi sebagai musuh.
“Polisi juga bagian dari rakyat yang menjalankan tugas negara. Kita jangan merusak ketertiban umum, sebab tujuan kita bukan membuat kerusakan, melainkan membangun kesadaran,” ujar Taruna lagi.
Taruna Ikrar mengimbau segenap lapisan masyarakat untuk menjaga semangat perjuangan dengan kepala dingin dan hati yang teduh.
Menurutnya, kondisi negeri ini sedang berduka. Itulah sebabnya, dirinya mengajak masyarakat mengangkat kedua tangan, sembari berdoa agar negeri ini selalu aman, damai, makmur, dan bersatu, serta dijauhkan dari fitnah, perpecahan, dan bencana.
“Kita doakan semua masalah bangsa ini segera menemukan solusi terbaik. Bersama pemimpin kita, Presiden Prabowo, mari kita dorong Indonesia bangkit, kuat, dan mampu memenuhi janji konstitusi: mewujudkan negeri yang adil, sejahtera, dan makmur untuk seluruh rakyat Indonesia,” kata Taruna Ikrar, mengakhiri tulisannya.
Kecintaan Taruna Ikrar pada Indonesia memang tak bisa dianggap remeh. Pengabdiannya boleh dibilang tak setengah hati. Pada suatu kesempatan di hadapan wartawan–yang ia anggap bukan lagi sebagai hubungan antara jurnalis dan narasumber, tetapi teman–Taruna Ikrar pernah blak-blakan terkait kesediannya untuk mengisi posisi di BPOM sebagai Kepala Badan. Padahal, kalau saja ia mau, penghasilan dirinya di luar negeri jauh lebih besar.
“Saya orang nothing to lose bekerja di Badan POM. Simpelnya sebetulnya saya tidak digaji. Saya mengabdikan ke negeri ini untuk mengabdikan saya punya ilmu pengetahuan dan kompetensi. Saya sudah punya duit banyak,” kata Taruna, pada Jumat 1 Agustus 2025, di Jakarta.
Kendati lembaga yang ia pimpin terkait pengawasan obat dan makanan, yang jauh dari sangkut paut urusan politik, beberapa kali dirinya terlihat mengunggah foto dan tulisan di akun Instagram bercentang birunya, tentang kekaguman dan kepeduliannya pada bangsa ini. Bagi Taruna, siapa pun wajib dan tak perlu alasan macam-macam untuk mencintai negeri sendiri, serta tak ada urusan dengan tetek bengek politik praktis yang penuh intrik.
Mungkin karena itulah, darah aktivis Taruna Ikrar saat muda, mendadak bergejolak melihat situasi bangsa yang beberapa hari terakhir memang sedang tak baik-baik saja. Semoga, seperti ajakan doa yang ia panjatkan, ada solusi terbaik untuk bangsa ini. Amin. (Sbw).













