Jakarta, Sehatcantik.id – Di tengah hiruk-pikuk pemulihan bencana, ketika kebutuhan obat bergerak lebih cepat daripada birokrasi, regulasi menjadi seperti pintu darurat yang harus bisa dibuka tanpa menunggu upacara.
Kepala BPOM Taruna Ikrar, kepada Sehatcantik.id, Selasa (9/12/2025), memastikan bahwa bantuan obat dari negara lain untuk bencana ekologis di Sumatra dapat masuk melalui Special Access Scheme (SAS), mekanisme yang memungkinkan obat yang belum memiliki izin edar, bisa digunakan dalam kondisi tertentu.

Menurut Taruna, dalam situasi darurat, skema khusus diperbolehkan dan relevan, tanpa bertentangan dengan komitmen Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan pemerintah masih mampu menangani bencana tanpa membuka bantuan asing secara luas. Sebab, skema ini memang berlaku khusus untuk kebutuhan medis yang mendesak, bukan suplai logistik umum.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dua Ton Obat dari Malaysia
Saat kebutuhan medis di Aceh bergerak lebih cepat dari pemulihan infrastruktur, bantuan pertama dari luar negeri akhirnya mendarat: dua ton obat-obatan dari Malaysia, dikirim dengan pesawat kargo khusus dari Kuala Lumpur melalui Gomez Medical Services dan tim kemanusiaan Blue Sky Rescue Malaysia, Senin, 1 Desember 2025.
Juru Bicara Posko Komando Kantor Gubernur Aceh, Murthalamuddin, memastikan bantuan itu sudah diserahkan ke Pemerintah Aceh dan diteruskan ke kabupaten/kota untuk dibagi ke posko-posko kesehatan di wilayah terdampak longsor dan banjir.
Di tengah antrean pasien yang makin panjang dan stok medis yang mulai menipis, obat-obatan ini datang bukan sebagai seremoni, tetapi sebagai kebutuhan mendesak, mengingat bencana tidak pernah menunggu administrasi, hanya meminta respons yang cukup cepat untuk menyelamatkan napas berikutnya.
Warga Terdampak Kekurangan Obat
Di Aceh, setelah air surut, yang tersisa bukan hanya lumpur dan reruntuhan, tetapi tubuh-tubuh yang mulai gatal, dingin, dan kekurangan obat. Seolah bencana meninggalkan ekornya lebih lama dari banjir itu sendiri.
Dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo, Minggu 7 Desember 2025, Gubernur Aceh Muzakir Manaf menegaskan situasinya tanpa basa-basi.
“Dalam kondisi sekarang, paling urgent adalah masalah kesehatan. Kebutuhan obat-obatan harus segera dipenuhi karena sudah mulai terjadi gatal-gatal di kalangan pengungsi, ini obat-obatan masih kurang sekali,” kata Mualem, sapaan Muzakir Manaf.
Mualem juga menyebut tenaga kesehatan belum mencukupi dan dokter koas perlu diperbantukan agar layanan tidak lumpuh. Sementara di luar tenda pengungsian, harga sembako merangkak liar dan gas tiga kilogram mendadak jadi barang langka.
Mualem mengingatkan keras para pelaku usaha agar tidak memanfaatkan keadaan. Bencana, katanya, seharusnya memperlihatkan solidaritas, bukan spekulasi. (Sbw)













