Bukan Sulap Bukan Sihir, Area Genital Jadi Cetar

- Editor

Selasa, 7 Oktober 2025 - 08:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tren filler genital bisa membuat tampilan dan bentuk menjadi lebih baik serta meningkatkan harmonisasi hubungan. (Foto: Freepik)

Tren filler genital bisa membuat tampilan dan bentuk menjadi lebih baik serta meningkatkan harmonisasi hubungan. (Foto: Freepik)

Jakarta, Sehatcantik.id – Kalau dulu pria hanya bisa pasrah dengan kalimat klasik, “ukuran bukan segalanya”, kini dunia medis seolah menjawab, “betul, tapi bisa diperbaiki.” Mengubah ukuran alat vital bagi pria kini bukanlah hal yang mustahil. Begitu juga dengan wanita. Bukan hal yang tak mungkin bagian genitalnya dibuat menjadi lebih cantik, sedap dipandang.

Selama ini, banyak orang memahami bahwa metode-metode kearifan lokal, seperti penggunaan daun bungkus, minyak bulus, atau metode alternarif yang kondang seperti Mak Erot, bisa memaksimalkan fungsi alat vital pria. Tapi, seiring pesatnya kemajuan teknologi dunia kedokteran, upaya merevisi area genital agar lebih cetar bukanlah isapan jempol.

“Sekarang kita banyak solusi di dunia kedokteran. Untuk yang punya kebutuhan, pengen membesarkan, ya, kita bisa solusi pake penial enlargement,” kata dokter Felix Hartanto SpDVE dari Rejuva Clinic Jalarta, dokter estetika yang kerap menerima pasien dengan kebutuhan filler genital, kepada Sehatcantik.id.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut dr. Felix Hartanto SpDVE, filler yang belakangan ini menjadi tren adalah filler genital, karena bisa mendongkrak rasa percaya diri. (Foto: Danu Baharuddin/Sehatcantik.id)

Menurur dr. Felix, salah satu prosedur medis yang memang belakangan naik daun adalah filler genital, sebuah cara modern untuk menambah volume organ vital pada pria atau memperbaiki bentuk bagian intim wanita.

Mendongkrak Percaya Diri

Tren menambah ukuran dan mempercantik area genital ini muncul seiring meningkatnya kesadaran pria dan wanita terhadap kesehatan dan penampilan. Sama seperti filler bibir, mata, atau pipi, banyak orang kini mencari cara agar lebih percaya diri dengan memperbaiki bagian spesial tubuhnya.

Maklumlah, efek dari percaya diri itu cukup luas. Dari kehidupan sosial sampai relasi pribadi, terlebih bila itu terkait dengan ukuran alat vital.

Menurut dr. Felix, selama ini filler memang hanya terkait dengan bagian wajah, seperti hidung atau bibir. Tapi, sekarang, trennya sudah bergeser ke bagian tubuh.

“Jadi body filler ini luas banget. Dari mulai dada, tangan, dan yang sekarang lagi ngetren dan naik daun banget, genital filler. Genital ini termasuk cowok dan cewek, ya, termasuk bokong,” kata dr. Felix.

Dikatakan, filler genital ini memang bisa dilakukan untuk pria dan wanita, dengan sejumlah alasan yang terkait dengan aktivitas seksual.

“Nah, jadi selama ini kita tahunya cuma cowok, nih, yang mikirin genitalnya pengen lebih besar, pengen lebih besar lagi. Tapi, ternyata cewek-cewek, ibu-ibu itu juga mikirin sebenarnya. Terutama kalau sudah sampai dikomplain sama suaminya. Kok, punya kamu sudah mulai keriput, ya? Sudah mulai nggak gemuk, ya? Gitu. Sudah mulai nggak rapet, ya? Sudah gelap, ya? Nah, itu mereka mulai dateng ke kita buat genital fillers,” ujar dr. Felix.

Baca Juga :  Ini Dia Tujuh Provinsi dengan Tuberkulosis Tertinggi di Indonesia

Bagaimana Prosedurnya?

Prosedur filler genital ini haruslah dilakukan oleh dokter estetika atau ginekolog berpengalaman.

Filler genital pada pria dilakukan dengan menyuntikkan asam hialuronat–zat yang juga digunakan untuk filler wajah–ke jaringan bawah kulit penis, yang kemudian diserap kembali oleh tubuh. Zat ini sudah teruji aman, bisa bertahan 12–18 bulan.

Rejuva Clinic Jakarta menerima pasien pria dan wanita yang hendak melakukan filler genital. (Foto: Danu Baharuddin/Sehatcantik.id)

Pada wanita juga sama, dengan penyuntikan asam hialuronat, area intim wanita menjadi lebih kenyal, lembap, dan tampak muda kembali. Bagi wanita, memperbaiki tampilan serta fungsi area genital, terutama bagian labia majora yang mulai kehilangan volume akibat faktor usia atau pascamelahirkan, menjadi sesuatu yang istimewa.

Prosedur ini biasanya berlangsung singkat, sekitar 30–45 menit, tanpa perlu rawat inap. Setelah dilakukan pembiusan lokal, dokter menyuntikkan filler di titik-titik tertentu untuk menambah volume atau memperbaiki simetri. Pasien dapat langsung beraktivitas ringan setelahnya, meski disarankan menghindari hubungan seksual dan olahraga berat selama beberapa hari.

Meski tergolong aman jika dilakukan oleh tenaga medis tersertifikasi, prosedur ini tetap perlu konsultasi matang. Tujuannya bukan semata estetika, tapi juga kenyamanan dan kepercayaan diri, sebab seperti tren kecantikan lainnya, filler genital bukan soal mengikuti mode, melainkan tentang bagaimana seorang pria dan wanita bisa merasa nyaman dengan dirinya sendiri—dari ujung rambut hingga area paling pribadi.

“Pasien-pasien aku, bahkan banyak yang sampai ketiduran waktu kita kerjain. Saking gak terasanya. Enak juga. Soalnya banyak yang dari luar kota kan. Naik kereta dari Surabaya berapa jam, misalnya. Ya sudah sampai sini sudah capek. Pas kita kerjain nggak ada rasa, tidur dia. Sampe ngorok aja ada. Karena memang saking aman dan nyamannya, sampai ketiduran,” kata dr. Felix, seraya menekankan pentingnya edukasi sebelum tindakan agar pasien punya ekspektasi realistis.

Kisah Pasien: Dari Minder Jadi Lega

Sebut saja R (34 tahun), seorang karyawan swasta di Jakarta. Ia mengaku pernah mengalami rasa minder bertahun-tahun terkait ukuran alat vitalnya. Rasa itu bahkan memengaruhi hubungannya dengan pasangan.

Baca Juga :  Skin Lightening, Cara Membuat Kulit Putih dan Mulus

“Bukan karena pasangan saya menuntut, tapi lebih ke perasaan saya sendiri. Rasanya kurang percaya diri,” tutur R, kepada Sehatcantik.id.

Setelah menjalani filler, ia mengaku merasa lebih tenang. “Sekarang saya lebih rileks. Hubungan dengan pasangan juga terasa lebih harmonis karena saya tidak lagi terlalu khawatir soal ukuran,” katanya.

Menariknya, bukan hanya R yang merasakan perubahan. Istrinya, S (32 tahun), juga mengaku ikut merasakan manfaatnya.

“Buat saya sebenarnya tidak ada masalah dari awal. Tapi setelah dia melakukan prosedur itu, saya lihat dia jauh lebih percaya diri, lebih terbuka, dan lebih santai. Dampaknya ya hubungan kami jadi lebih hangat,” ujarnya.

Menurut S, perubahan yang nyata bukan semata pada fisik, tapi pada psikologis.

“Saya merasa lebih dekat dengan dia, karena tidak ada lagi rasa canggung yang dulu kadang muncul,” tambahnya.

Tren Global: Dari Seoul Hingga Eropa

Fenomena ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Di Korea Selatan, klinik estetika bahkan secara terbuka mempromosikan prosedur filler genital, khususnya bagi pria, sebagai bagian dari “male grooming revolution.”

Sementara di Eropa, terutama Jerman dan Prancis, filler genital masuk dalam kategori minimally invasive cosmetic treatment yang diatur ketat.

Data dari International Society of Aesthetic Plastic Surgery (ISAPS) menunjukkan peningkatan signifikan prosedur ini di berbagai negara sejak lima tahun terakhir. Artinya, kebutuhan akan prosedur non-bedah yang aman untuk meningkatkan kepercayaan diri pria dan wanita memang bersifat global.

Aman Asal Tidak Asal

Meski relatif aman, para dokter mengingatkan agar masyarakat tidak tergiur klinik ilegal atau harga murah. Bahan filler abal-abal atau tenaga tanpa lisensi bisa berujung fatal.

“Yang paling berbahaya itu kalau pasien mencoba sendiri atau ke tempat yang tidak punya standar medis. Bukan hanya hasilnya jelek, tapi bisa menimbulkan infeksi serius,” ujar dr. Felix.

Tabu yang Mulai Cair

Di Indonesia, pembicaraan soal kesehatan seksual pria dan wanita dulu terasa tabu. Kini, dengan edukasi medis yang semakin terbuka, prosedur seperti filler genital mulai diterima sebagai bagian dari layanan kesehatan modern.

Fenomena ini akhirnya menunjukkan bahwa kesehatan bukan hanya soal panjang umur, tetapi juga kualitas hidup, rasa percaya diri, dan keharmonisan hubungan. (Sbw)

Danu Baharuddin berkontribusi pada artikel berita ini.

Berita Terkait

Nikita Mirzani Dituntut 11 Tahun dan Denda Rp2 Miliar
BPOM Dorong Penguatan Kebijakan dan Inovasi Kesehatan Triwulan III 2025
DPR Soroti Kasus Keracunan Berulang MBG, Usul Frasa ‘Gratis’ Dihilangkan
Sikapi Desakan Stop MBG, BPOM Tetap Dukung Program Andalan Prabowo
Nikita Mirzani Kembali Gugat Reza Gladys Rp100 Miliar
Benarkah Song Hyungmin, Dokter Bedah Plastik Terkenal di Korea, Malpraktik? 
Taiwan Temukan Limbah Pestisida Pemiciu Kanker pada Indomie, BPOM RI Minta Masyarakat Bijak
Diduga Mengandung Minyak Babi, BPOM Minta Ompreng MBG dari Tiongkok Tak Dipakai Dulu

Berita Terkait

Jumat, 10 Oktober 2025 - 14:17 WIB

Nikita Mirzani Dituntut 11 Tahun dan Denda Rp2 Miliar

Selasa, 7 Oktober 2025 - 08:04 WIB

Bukan Sulap Bukan Sihir, Area Genital Jadi Cetar

Senin, 6 Oktober 2025 - 21:42 WIB

BPOM Dorong Penguatan Kebijakan dan Inovasi Kesehatan Triwulan III 2025

Kamis, 2 Oktober 2025 - 19:52 WIB

DPR Soroti Kasus Keracunan Berulang MBG, Usul Frasa ‘Gratis’ Dihilangkan

Kamis, 18 September 2025 - 05:52 WIB

Nikita Mirzani Kembali Gugat Reza Gladys Rp100 Miliar

Berita Terbaru

Nikita dituntut 11 tahun penjara dan Rp2 Miliar dalam kasus dugaan pemerasan dan TPPU. (Foto: Danu Baharuddin/Sehatcantik.id

Berita

Nikita Mirzani Dituntut 11 Tahun dan Denda Rp2 Miliar

Jumat, 10 Okt 2025 - 14:17 WIB

Tren filler genital bisa membuat tampilan dan bentuk menjadi lebih baik serta meningkatkan harmonisasi hubungan. (Foto: Freepik)

Berita

Bukan Sulap Bukan Sihir, Area Genital Jadi Cetar

Selasa, 7 Okt 2025 - 08:04 WIB