Cegah Obesitas, Iklan Produk Tinggi Gula, Garam, dan Lemak Dibatasi

- Editor

Jumat, 11 Juli 2025 - 10:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Iklan terkait produk kadar gula tinggi, garam, dan lemak, dibatasi untuk mencegah anak obesitas. (Fofo: Freepik)

Iklan terkait produk kadar gula tinggi, garam, dan lemak, dibatasi untuk mencegah anak obesitas. (Fofo: Freepik)

Jakarta, Sehatcantik.id – Kegemukan dan Obesitas menjadi salah satu masalah yang dicermati serius oleh Kementerian Kesehatan. Itulah sebabnya, Kemenkes akan bekerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga, salah satunya Kementerian Komunikasi dan Digital untuk membatasi iklan produk tinggi gula, garam, dan lemak (GGL). Pembatasan pemasaran produk lewat iming-iming iklan menggiurkan ini dilakukan untuk mencegah kegemukan dan obesitas pada anak.

Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dalam diskusi yang digelar di Jakarta, Kamis (10/7/2025), menyebutkan bahwa upaya pembatasan iklan tersebut sudah sesuai amanah Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024.

Menurut Nadia, pembatasan iklan seperti itu penting agar anak tidak terpengaruh pemasaran makanan dan minuman yang tidak sehat, mengingat mereka sering mengakses informasi melalui paltform digital.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari data yang dilansir Kemenkes berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia di tahun 2023, prevalensi anak usia 5-12 tahun mengalami kegemukan (overweight) dan obesitas.

Baca Juga :  Sulitnya Mengentaskan Malaria di Indonesia

Sebanyak 11,9 persen mengalami overweight dan 7,8 persen untuk obesitas. Kondisi itu, kata Nadia, dapat menimbulkan beragam penyakit kardiovaskular, mulai dari stroke hingga sakit jantung, diabetes melitus, kanker, masalah fertilitas seperti Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), maupun berbagai penyakit metabolik dan non-metabolik.

“Kita akan pindah dari middle income country di tahun 2045 dengan generasi emasnya, menjadi negara yang maju. Nah, negara maju pasti persoalannya adalah penyakit tidak menular,” kata Nadia.

Menurut Nadia, program pemerintah berupa Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang ditargetkan untuk anak dan remaja usia sekolah, dapat melihat tren kedua kondisi tersebut.

“Saya yakin nanti kita mesti lihat lagi apa yang dari CKG angkanya jauh lebih tinggi dari angka saat ini,” kata Nadia.

Lebih lanjut, Nadia menyebutkan bahwa semua penyakit katastropik, tidak serta merta muncul, melainkan berproses, sehingga ada waktu untuk intervensi. Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya pencegahan secara dini.

Baca Juga :  BPOM dan Kemhan Kolaborasi di Sektor Obat dan Makanan

“Sebenarnya obesitas itu suatu hal yang paling murah dan mudah dalam sisi penanganannya. Karena cukup dengan membatasi konsumsi kita, olahraga, aktivitas fisik,” jelasnya.

Selain bersama Komdigi, Kemenkes juga akan bekerja dengan kementerian dan lembaga lain, seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk label makanan dan edukasi. Selain itu, bersama Kementerian Keuangan untuk penerapan cukai, yang dapat menambah pemasukan negara sekaligus mengendalikan konsumsi pangan tidak sehat.

Tak tertinggal, Kemenkes dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) juga bekerjasama mengedukasi anak-anak tentang pangan yang sehat dan mengajak anak-anak beraktivitas fisik.

“Apalagi saat ini melalui program makan gratis kami berharap Badan Gizi Nasional juga dapat bersama-sama menyediakan makanan-makanan yang lebih sehat dan tentunya makanan-makanan yang bermanfaat dari sisi gizinya,” tukas Nadia. (sbw)

Berita Terkait

Subclade K Hantam New York, AS Hadapi Musim Flu Terburuk
BPOM Jadi WHO Listed Authority, Indonesia Kini Penentu Standard Vaksin
Kemenkes Bakal Kirim 600 Dokter-Perawat ke Daerah Bencana Sumatra
Taruna Ikrar Pastikan Obat Bencana Masuk Lewat Skema Khusus
Dari Edukasi hingga Investigasi Keracunan, Peran BPOM di MBG Menguat
Gerakan Nasional Satu Juta Vaksin Serviks Dimulai
BPOM Bongkar 15 Produk Obat Bahan Alam Berbahaya
Otoritas Pangan Taiwan Temukan Pengawet Berlebihan Pada Basreng Asal Indonesia

Berita Terkait

Senin, 29 Desember 2025 - 11:20 WIB

Subclade K Hantam New York, AS Hadapi Musim Flu Terburuk

Senin, 29 Desember 2025 - 08:04 WIB

BPOM Jadi WHO Listed Authority, Indonesia Kini Penentu Standard Vaksin

Rabu, 17 Desember 2025 - 08:24 WIB

Kemenkes Bakal Kirim 600 Dokter-Perawat ke Daerah Bencana Sumatra

Selasa, 9 Desember 2025 - 20:19 WIB

Taruna Ikrar Pastikan Obat Bencana Masuk Lewat Skema Khusus

Sabtu, 6 Desember 2025 - 22:56 WIB

Dari Edukasi hingga Investigasi Keracunan, Peran BPOM di MBG Menguat

Berita Terbaru

Dalam sepekan hingga 20 Desember, Departemen Kesehatan New York mencatat 71.123 kasus flu terkonfirmasi. (Foto: Shutterstock)

America

Subclade K Hantam New York, AS Hadapi Musim Flu Terburuk

Senin, 29 Des 2025 - 11:20 WIB