Dampak Bahaya Polusi Udara terhadap Pilek Alergi

Penyakit yang Disebabkan Radikal Bebas

Gangguan saluran pernapasan dapat terjadi karena polusi udara. Masalah kesehatan ini misalnya
pilek alergi. Zat yang merupakan penyebab polusi udara adalah karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (NO@), sulfur dioksida (SO2), formaldehida, phthalate, dan partikel polusi. Seperti apa dampak bahaya polusi udara terhadap pilek alergi? Berikut penjelasannya.

Dampak Bahaya Polusi Udara terhadap Pilek Alergi

Sahabat Secan, pilek alergi adalah peradangan di area dalam hidung yang disebabkan oleh alergen, yaitu zat pemicu alergi, seperti debu dan partikel polusi. Saat terpapar alergen yang berasal dari polusi udara, sistem kekebalan tubuh bereaksi karena menganggap alergen sebagai benda berbahaya.

Sehingga tubuh memproduksi beberapa zat kimia yang membuat selaput lendir hidung membengkak
dan produksi lendir di hidung meningkat. Jika pilek alergi tidak segera diatasi akan menyebabkan beberapa hal, yaitu:

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

1. Polip hidung

Ini adalah benjolan yang tumbuh di lapisan di dalam hidung atau sinus. Apabila ukurannya besar atau
jumlahnya banyak, polip hidung bisa menghalangi pernapasan dan menurunkan ketajaman penciuman. Polip berukuran besar umumnya perlu diatasi dengan operasi.

 

Lihat juga: Cara Mencegah Polusi Udara yang Mudah Dilakukan

Baca Juga :  Memahami Estetika Medis, Kesehatan, dan Sejahtera Holistik di iSWAM 2024

2. Otitis media

Ini merupakan peradangan di telinga bagian tengah. Hal ini terjadi saat pilek alergi menyebabkan peradangan dan pembengkakan di saluran eustachius yang menghubungkan hidung dan telinga. Apabila saluran ini tersumbat akibat pembengkakan, cairan bisa menumpuk di telinga bagian tengah dan di belakang gendang telinga, sehingga mudah terjadi infeksi dan peradangan. Otitis media dapat mengakibatkan gangguan pendengaran.

3. Sinusitis

Rongga sinus di sekitar hidung secara alami menghasilkan lendir. Tapi saat tersumbat atau meradang karena pilek alergi, lendir tidak bisa mengalir keluar sehingga mudah terjadi infeksi dan peradangan pada sinus, yang dinamakan sinusitis. Sinusitis bisa menyebabkan kesulitan bernapas, penurunan ketajaman indera penciuman, mendengkur ketika tidur, atau apnea tidur.

Mengobati Pilek Alergi

Dalam mengobati pilek alergi yakni dengan menghindari faktor pemicu timbulnya reaksi alergi, seperti polusi udara akibat debu atau pengharum ruangan. Sahabat Secan dapat menggunakan obat-obatan pereda alergi atau antihistamin. Obat ini dapat mengatasi gejala alergi alergi yang mengganggu atau sering kambuh.

Lihat juga: Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Tubuh

Obat yang kerap digunakan adalah fexofenadine, yakni obat antihistamin generasi terbaru yang tidak menyebabkan kantuk, sehingga lebih nyaman dipakai dan tidak mengganggu aktivitas.

Baca Juga :  Jangan Anggap Enteng, Simak Tujuh Tips Mudik Agar Tetap Fit

Obat ini dapat diberikan kepada anak-anak berusia di atas 12 tahun yang menderita pilek alergi. Untuk mendapatkan obat ini kamu harus mendatangi dokter untuk berkonsultasi, agar bisa mendapatkan resep obat fexofenadine.

Di samping obat tersebut, kamu dapat memakai lainnya, seperti dexchlorpheniramine dan cyproheptadine, serta obat dekongestan untuk mengobati hidung tersumbat karena pilek alergi. Tapi, obat-obat tersebut bisa menimbulkan efek samping, seperti kantuk dan naiknya tekanan darah.

Itulah penjelasan mengenai dampak bahaya polusi udara terhadap pilek alergi. Jika pilek alergi
tidak sembuh, jangan dibiarkan. Segeralah berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.